Sahabat Tetap Sahabat
Oleh : Prima
Fieshta N.K.
Siapa
yang tidak mengenal sekelompok sahabat ini di desa dan sekolahnya. Sekelompok
sahabat itu adalah Fendi, Tito, dan Nano. Mereka mempunyai watak dan
karakteristik yang berbeda. Fendi mempunyai rambut keriting dan kulit hitam
namun dia sabar dan kreatif. Tito berparas tampan dan berkulit putih sifatnya
cerdas tetapi suka dengki. Sedangkan Nano terlihat berwibawa dengan sifatnya
yang kreatif dan bijak.
Suatu
hari saat mereka berangkat untuk melaksanakan Ujian Nasional SMP Nano berkata,
”Semoga kita lulus dengan
nilai yang memuaskan.”
“Ya semoga saja Allah mengabulkan,“ sahut Fendi dan
Tito.
Dua
bulan menunggu akhirnya hasil Ujian Nasional mereka pun keluar.
Nano berkata, ”Alhamdulillah kita lulus dengan hasil yang memuaskan,
rencananya kalian akan melanjutkan di SMA mana kawan?”
Fendi menjawab,
”Gak usah jauh-jauh di SMA
48 Kediri aja.”
“Kalau aku ke Man 4 Kediri,
sedangkan kamu, No?” sahut
Tito.
“Aku insya Allah melanjutkan di SMK 10 Kediri,” jawab
Nano.
Tidak terasa tiga tahun pun
telah mereka jalani. Sekelompok sahabat itu pun telah menjadi mahasiswa di
Universitas yang terkenal. Fendi menjadi mahasiswa di Universitas Oxford yang
berada di negeri Paman Sam. Sementara Tito dan Nano berkuliah di Universitas
Harfad yang berada di negara Jerman.
Setelah
mereka menyelesaikan kuliah S3 dengan nilai yang sangat memuaskan,
Fendi pun berkeinginan
mendirikan perusahaan elektronik, rupanya hal tersebut juga dilakukan oleh Tito
dan Nano. Fendi mendirikan perusahaanya dengan nama Flash, sementara Tito dan Nano menamakan brandnya dengan nama Wonder. Perusahaan mereka menggemparkan
dunia karena belum ada satu tahun perusahaan mereka dapat mengalahkan
perusahaan-perusahaan elektronik lain yang sudah berjalan selama belasan tahun.
Perusahaan Fendi menjadi sangat populer dan mempunyai banyak pelanggan.
Tito
yang mengetahui hal tersebut mempunyai hasrat jahat untuk menjatuhkan
perusahaan Fendi. Dengan segala tuduhan dari Tito, Fendi pun tetap sabar. Namun
pada akhirnya sifat manusiawi Fendi pun keluar hingga kasus ini diselesaikan
dengan rana hukum. Setelah diadili, Tito pun harus meringkuk dalam penjara
selama 15 tahun serta denda sebesar 100 milyar akibat tuduhan yang dilakukanya. Perusahaan Tito akhirnya harus
gulung tikar dan semua harta
kekayaannya habis untuk membayar denda tersebut. Hal tersebut ternyata juga
berimbas kepada sanak familinya, keluarga Tito yang dulu bisa menikmati kasur
yang empuk dan makanan yang nikmat sekarang terpaksa harus tidur di kolong
jembatan. Keseharian keluarganya kini setiap hari adalah memungut sampah, mengemis,
dan mengamen.
Satu
bulan kemudian Nano mengirim surat kepada Fendi. Inti isi surat tersebut adalah
permohonan maaf Tito dari Nano dan ajakan Nano untuk membebaskan Tito demi
menjaga tali persahabatan mereka.
Fendi
menyucurkan air mata seusai membaca surat itu dan teringat masa lalunya yang
diselimuti kebahagiaan dan kesedihan bersama dua sahabatnya itu.
Kesehariaan
Fendi sekarang hanya terpikirkan oleh satu hal yaitu masa lalunya bersama
sahabatnya. Akibat dari hal itu Fendi tidak konsentrasi saat melakukan
aktifitas, pikiranya hanya mengacu ke satu hal yaitu masa lalunya bersama
sahabatnya. Fendi merasa sangat terganggu dengan hal tersebut bahkan ia tidak
bisa tidur karena hal tersebut. Setiap hari ia sholat malam dan berdoa,
“Ya Allah, mengapa pikiranku
sekarang sangat terganggu dengan keberadaan sahabatku yang berada di penjara. Apakah
ini merupakan petunjukmu kepadaku untuk membebaskan sahabatku? Tolonglah aku ya
Allah, berikanlah aku petunjukmu.” Fendi terus memikirkan hal ini selama 2
bulan hingga badanya tinggal tulang dan kulit. Ia akhirnya menemukan jawabanya
bertepatan dengan hari ulang tahun Tito dan jawaban Fendi adalah ia harus
membebaskan Tito dari jeruji penjara.
Setelah
ia bebas dari penjara Tito berkata kepada Fendi,
”Maafkan aku ya, karena
sudah memfitnah perusahaanmu.”
“Iya tidak apa-apa, maafkan aku juga ya karena sudah
memenjarakanmu,” jawab Fendi dengan tersenyum.
“To kamu lupa nggak hari ini hari apa?“ tambah Fendi.
Tito menjawab,
”Hari apa yaa apakah hari
ini hari pendidikan nasional, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan atauu hari
ulang tahunmu ya mungkin?“
Fendi menjawab,
”Coba kamu lihat kalender
itu.”
Tito menjawab,
”Ooo ya ampun, ini kan hari
ulang tahunku.”
“Selamat ulang tahun ya kawan,”
seru Fendi seraya memegang
pundak Tito.
“Terima kasih teman untuk ucapanya kamu memang sahabat
sejati,“ jawab Tito.
“Ini nih ada sebuah kue tar untuk merayakan ulang
tahunmu, tolong lilinya ditiup setelah Aku dan Nano menyanyikan lagu panjang
umurnya,“ pinta Fendi. Setelah Fendi dan Nano menyanyikan lagu
dan Tito meniupnya, Tito berdoa, isi doa tersebut adalah Tito ingin diberi
keluarga yang tenteram,
dipersatukan selamanya bersama sahabatnya, dan kebahagian dunia akhirat.
Keesokan
harinya lewat telepon genggam Tito bertanya kepada Fendi,
”Kamu mau tidak jika perusahaan
elektronik kita digabung?”
Fendi menjawab,
”Ayo kita bertemu di
Restaurant dekat Showroom mobil di jalan California sekarang untuk membicarakan
masalah ini!“
Mereka
pun bertemu di sebuah Restaurant. Tito berkata,
”Mungkin ini terdengar
konyol bagimu, tetapi dengan cara ini kita bisa membangun kembali tali
persahabatan kita dan mempopulerkan namaku lagi seperti dulu.“
“Lalu apa hubunganya dengan namamu?“ jawab Fendi
dengan bingung.
Tito menjawab,
”Hubunganya agar namaku bisa
jaya seperti saat aku memiliki perusahaan elektronik, masak kamu tega dengan
keadaanku yang sekarang.”
Fendi menjawab,
”Lalu rencananya kita akan
menciptakan alat elektronik apa saja?”
“Menurutku handphone, laptop, televisi, dan sound dulu
saja, setelah laris baru kita kembangkan,“ jawab Tito dengan menggenggamkan
kedua tanganya dan wajah optimis.
Fendi berkata,
”Aku pikir sepertinya dengan
cara ini perusahaan kita bisa berjaya sebab dulu perusahaan kita yang menduduki
peringkat I di dunia.“
Tito menanggapi,
”Cerdas kamu Fen,
tentunya jika 2 perusahaan
elite kita digabung akan menghasilkan brand yang luar biasa.”
Fendi menjawab “Betul kamu To.“
Mereka
memberi nama perusahaan elektroniknya dengan nama Wonder Flash, dan ternyata dengan menggabungkan dua perusahaan
elite milik mereka, Wonder Flash
berhasil menduduki peringkat I di dunia sebagai alat elektronik terpopuler dan
mendapatkan banyak penghargaan. Dampak keberhasilan Wonder Flash rupanya turut dirasakan oleh keluarga Tito, keluarga
Tito kembali seperti kehidupanya yang dulu ( bahagia dan tenteram ). Tali
persahabatan mereka pun semakin kuat setelah perusahaan mereka sukses.
Tito
dan keluarganya mengajak keluarga
Fendi dan Nano ke sebuah Pantai yang berada di Sao
Paulo untuk berlibur dan menenangkan diri selama 2 hari. Mereka tampak sangat
menikmati liburanya itu. Saat mereka menikmati es degan dan
bersantai di pinggir Pantai Nano
berkata, ”Persahabatan masa kecil kita akhirnya terulang ya
teman.”
Fendi dan Tito menjawab,
”Ya syukurlah.“
Fendi berkata,
”Ingat nggak janji kita saat
SMP dulu?”
Serentak Nano dan Tito menjawab,
”Sahabat tetap sahabatkan.”
“Hey tunggu dulu dong aku belum sempat menjawab kalian
kok menjawab duluan,” sahut Fendi. Nano memegang tangan Fendi begitu pula
dengan Fendi dan Tito, mereka akhirnya mengucapkan
”Sahabat tetap sahabat”
dengan melompat, wajah gembira dan suara yang lantang.