Rabu, Mei 27, 2015

Antologi Cerpen : Sahabat Tetap Sahabat

Sahabat Tetap Sahabat
Oleh  : Prima Fieshta N.K.

            Siapa yang tidak mengenal sekelompok sahabat ini di desa dan sekolahnya. Sekelompok sahabat itu adalah Fendi, Tito, dan Nano. Mereka mempunyai watak dan karakteristik yang berbeda. Fendi mempunyai rambut keriting dan kulit hitam namun dia sabar dan kreatif. Tito berparas tampan dan berkulit putih sifatnya cerdas tetapi suka dengki. Sedangkan Nano terlihat berwibawa dengan sifatnya yang kreatif dan bijak.
            Suatu hari saat mereka berangkat untuk melaksanakan Ujian Nasional SMP Nano berkata, ”Semoga kita lulus dengan nilai yang memuaskan.”
“Ya semoga saja Allah mengabulkan,“ sahut Fendi dan Tito.
            Dua bulan menunggu akhirnya hasil Ujian Nasional mereka pun keluar.
Nano berkata, ”Alhamdulillah kita lulus dengan hasil yang memuaskan, rencananya kalian akan melanjutkan di SMA mana kawan?”
Fendi menjawab, ”Gak usah jauh-jauh di SMA 48 Kediri aja.”
“Kalau aku ke Man 4 Kediri, sedangkan kamu, No?” sahut Tito.
“Aku insya Allah melanjutkan di SMK 10 Kediri,” jawab Nano.
Tidak terasa tiga tahun pun telah mereka jalani. Sekelompok sahabat itu pun telah menjadi mahasiswa di Universitas yang terkenal. Fendi menjadi mahasiswa di Universitas Oxford yang berada di negeri Paman Sam. Sementara Tito dan Nano berkuliah di Universitas Harfad yang berada di negara Jerman.
            Setelah mereka menyelesaikan kuliah S3 dengan nilai yang sangat memuaskan, Fendi pun berkeinginan mendirikan perusahaan elektronik, rupanya hal tersebut juga dilakukan oleh Tito dan Nano. Fendi mendirikan perusahaanya dengan nama Flash, sementara Tito dan Nano menamakan brandnya dengan nama Wonder. Perusahaan mereka menggemparkan dunia karena belum ada satu tahun perusahaan mereka dapat mengalahkan perusahaan-perusahaan elektronik lain yang sudah berjalan selama belasan tahun. Perusahaan Fendi menjadi sangat populer dan mempunyai banyak pelanggan.
            Tito yang mengetahui hal tersebut mempunyai hasrat jahat untuk menjatuhkan perusahaan Fendi. Dengan segala tuduhan dari Tito, Fendi pun tetap sabar. Namun pada akhirnya sifat manusiawi Fendi pun keluar hingga kasus ini diselesaikan dengan rana hukum. Setelah diadili, Tito pun harus meringkuk dalam penjara selama 15 tahun serta denda sebesar 100 milyar akibat tuduhan yang dilakukanya. Perusahaan Tito akhirnya harus gulung tikar dan semua harta kekayaannya habis untuk membayar denda tersebut. Hal tersebut ternyata juga berimbas kepada sanak familinya, keluarga Tito yang dulu bisa menikmati kasur yang empuk dan makanan yang nikmat sekarang terpaksa harus tidur di kolong jembatan. Keseharian keluarganya kini setiap hari adalah memungut sampah, mengemis, dan mengamen.
            Satu bulan kemudian Nano mengirim surat kepada Fendi. Inti isi surat tersebut adalah permohonan maaf Tito dari Nano dan ajakan Nano untuk membebaskan Tito demi menjaga tali persahabatan mereka.
            Fendi menyucurkan air mata seusai membaca surat itu dan teringat masa lalunya yang diselimuti kebahagiaan dan kesedihan bersama dua sahabatnya itu.
            Kesehariaan Fendi sekarang hanya terpikirkan oleh satu hal yaitu masa lalunya bersama sahabatnya. Akibat dari hal itu Fendi tidak konsentrasi saat melakukan aktifitas, pikiranya hanya mengacu ke satu hal yaitu masa lalunya bersama sahabatnya. Fendi merasa sangat terganggu dengan hal tersebut bahkan ia tidak bisa tidur karena hal tersebut. Setiap hari ia sholat malam dan berdoa, “Ya Allah, mengapa pikiranku sekarang sangat terganggu dengan keberadaan sahabatku yang berada di penjara. Apakah ini merupakan petunjukmu kepadaku untuk membebaskan sahabatku? Tolonglah aku ya Allah, berikanlah aku petunjukmu.” Fendi terus memikirkan hal ini selama 2 bulan hingga badanya tinggal tulang dan kulit. Ia akhirnya menemukan jawabanya bertepatan dengan hari ulang tahun Tito dan jawaban Fendi adalah ia harus membebaskan Tito dari jeruji penjara.
            Setelah ia bebas dari penjara Tito berkata kepada Fendi, ”Maafkan aku ya, karena sudah memfitnah perusahaanmu.”
“Iya tidak apa-apa, maafkan aku juga ya karena sudah memenjarakanmu,” jawab Fendi dengan tersenyum.
“To kamu lupa nggak hari ini hari apa?“ tambah Fendi.
Tito menjawab, ”Hari apa yaa apakah hari ini hari pendidikan nasional, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan atauu hari ulang tahunmu ya mungkin?“
Fendi menjawab, ”Coba kamu lihat kalender itu.”
Tito menjawab, ”Ooo ya ampun, ini kan hari ulang tahunku.”
“Selamat ulang tahun ya kawan,” seru Fendi seraya memegang pundak Tito.
“Terima kasih teman untuk ucapanya kamu memang sahabat sejati,“ jawab Tito.
“Ini nih ada sebuah kue tar untuk merayakan ulang tahunmu, tolong lilinya ditiup setelah Aku dan Nano menyanyikan lagu panjang umurnya, pinta Fendi. Setelah Fendi dan Nano menyanyikan lagu dan Tito meniupnya, Tito berdoa, isi doa tersebut adalah Tito ingin diberi keluarga yang tenteram, dipersatukan selamanya bersama sahabatnya, dan kebahagian dunia akhirat.
            Keesokan harinya lewat telepon genggam Tito bertanya kepada Fendi, ”Kamu mau tidak jika perusahaan elektronik kita digabung?”
Fendi menjawab, ”Ayo kita bertemu di Restaurant dekat Showroom mobil di jalan California sekarang untuk membicarakan masalah ini!
            Mereka pun bertemu di sebuah Restaurant. Tito berkata, ”Mungkin ini terdengar konyol bagimu, tetapi dengan cara ini kita bisa membangun kembali tali persahabatan kita dan mempopulerkan namaku lagi seperti dulu.“
“Lalu apa hubunganya dengan namamu?“ jawab Fendi dengan bingung.
Tito menjawab, ”Hubunganya agar namaku bisa jaya seperti saat aku memiliki perusahaan elektronik, masak kamu tega dengan keadaanku yang sekarang.”
Fendi menjawab, ”Lalu rencananya kita akan menciptakan alat elektronik apa saja?”
“Menurutku handphone, laptop, televisi, dan sound dulu saja, setelah laris baru kita kembangkan,“ jawab Tito dengan menggenggamkan kedua tanganya dan wajah optimis.
Fendi berkata, ”Aku pikir sepertinya dengan cara ini perusahaan kita bisa berjaya sebab dulu perusahaan kita yang menduduki peringkat I di dunia.“
Tito menanggapi, ”Cerdas kamu Fen, tentunya jika 2 perusahaan elite kita digabung akan menghasilkan brand yang luar biasa.”
Fendi menjawab “Betul kamu To.“ 
            Mereka memberi nama perusahaan elektroniknya dengan nama Wonder Flash, dan ternyata dengan menggabungkan dua perusahaan elite milik mereka, Wonder Flash berhasil menduduki peringkat I di dunia sebagai alat elektronik terpopuler dan mendapatkan banyak penghargaan. Dampak keberhasilan Wonder Flash rupanya turut dirasakan oleh keluarga Tito, keluarga Tito kembali seperti kehidupanya yang dulu ( bahagia dan tenteram ). Tali persahabatan mereka pun semakin kuat setelah perusahaan mereka sukses.  
Tito dan keluarganya mengajak keluarga Fendi  dan Nano ke sebuah Pantai yang berada di Sao Paulo untuk berlibur dan menenangkan diri selama 2 hari. Mereka tampak sangat menikmati liburanya itu. Saat mereka menikmati es degan dan bersantai di pinggir Pantai Nano berkata, ”Persahabatan masa kecil kita akhirnya terulang ya teman.”
Fendi dan Tito menjawab, ”Ya syukurlah.“
Fendi berkata, ”Ingat nggak janji kita saat SMP dulu?”
Serentak Nano dan Tito menjawab, ”Sahabat tetap sahabatkan.”

“Hey tunggu dulu dong aku belum sempat menjawab kalian kok menjawab duluan,” sahut Fendi. Nano memegang tangan Fendi begitu pula dengan Fendi dan Tito, mereka akhirnya mengucapkan ”Sahabat tetap sahabat” dengan melompat, wajah gembira dan suara yang lantang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar