Bakat Yang Terpendam
Oleh
: Ghifari
Suatu hari, ada
seseorang yang bernama Ahmad. Ahmad tinggal di Jl. Kapten Tendean no. 107 Kota Kediri,
Provinsi Jawa Timur. Ahmad mempunyai cita-cita, menjadi pelukis terbaik se-Indonesia.
Ahmad berencana pergi liburan ke Malang bersama orang tuanya. Malang terletak
di Jawa Timur. Sesampainya di sana, Ahmad mengalami kecelakaan sehingga Ahmad
mengalami kecacatan. Kecacatanya berupa bisu (tidak bisa berbicara).
Orang tuanya mengalami luka ringan sehingga orang tuanya harus dirawat di rumah
sakit selama 13 hari. Pada saat di rumah sakit terdengar suara tit.... tit... tit...
. Suara itu berasal dari kamar Ahmad, dan itu menandakan bahwa pergerakan
jantung Ahmad sangat lemah. Setelah orang tuanya Ahmad sembuh, mereka sangat
prihatin ketika melihat kondisi Ahmad.
“Bagaimana ini!
kita harus mendoakan Ahmad supaya bisa menjalani hidup dengan normal seperti
orang-orang yang lain,” doa dari kedua orang tua Ahmad kepada Ahmad.
Setelah kedua orang tuanya berdoa, tiba-tiba keadaan
jantung Ahmad langsung membaik, tetapi keadaannya belum sembuh total jadi harus
dirawat 10 hari lagi.
”Alhamdulillah,
Allah telah memberikan kesehatan kepada anak kami,” ucap kedua orang tua Ahmad
di dalam hati setelah Ahmad sembuh.
Setelah Ahmad sembuh,
Ahmad langsung pindah sekolah dari SLB yang di terletak di dekat kantor
walikota Kediri ke MTsN II Kediri. MTsN II Kediri terletak di Jl. Sunan Ampel
no. 12 Kota Kediri, lebih tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Setelah 2 minggu
Ahmad hanya mendapat 5 orang teman kelas 7 dari 150 orang kelas 7 yang salah
satunya adalah Agus, 3 orang teman kelas 8 dari 140 orang kelas 8, dan 1 orang
teman kelas 9 dari 145 orang kelas 9.
“Apakah kamu
murid pindahan baru yang dimaksud oleh bu guru?” tanya Agus.
“ Iya, aku
murid pindahan dari SLB yang terletak di dekat kantor walikota Kediri,” jawab
Ahmad dengan tulisan.
Ahmad sangat
ingin menjadi seperti Agus karena Agus sangat pintar, bijaksana, tidak
pilih-pilih teman, dan sederhana. Ada seseorang yang sudah diajak berteman oleh
Ahmad tetapi seseorang tersebut tidak menerima pertemanannya, seseorang
tersebut bernama Aji dan Edo. Aji dan Edo senang menjahili Ahmad karena Ahmad
orangnya pemarah dan tidak bisa bicara.
“Ayo kita
jahili anak yang tidak bisa berbicara itu!” bisik Aji kepada Edo.
“Iya, ayo kita
jahili anak yang tidak bisa bicara itu” jawab Edo dengan semangat.
Aji dan Edo juga
senang menjahili teman-temannya sehingga, nilainya menjadi jelek. Aji orangnya
juga sombong karena hartanya yang sangat berlimpah yang bisa disebut kaya. Edo
sebenarnya baik, tetapi Edo ikut-ikutan menjahili teman-temannya karena Aji adalah
temannya dari kecil sampai sekarang. Tetapi Ahmad sangat beruntung karena Ahmad
sekelas dengan Agus. Setiap Aji dan Edo menjahili Ahmad tindakan itu selalu
gagal karena Aji dan Edo dilerai oleh Agus. Agus sangat sedih apabila melihat
orang yang dijahili, apalagi orang itu tidak bisa berbicara.
Agus berkata
kepada Aji dan Edo ”Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, kenapa sih kalian terus
bertengkar setiap hari!”.
Akhirnya kepala
sekolah datang dan berkata, ”Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, kalau tidak
kamu akan saya keluarkan dari sekolah ini secara paksa.” Gara-gara kejadian itu,
Agus langsung dijadikan ketua kelas.
Ahmad menjalani
pelajaran dengan baik kecuali pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Nilai
Bahasa Inggris Ahmad kurang baik karena Ahmad tidak bisa berbicara, jadi nilai
speaking Ahmad sangat jelek. Nilai Bahasa Arab Ahmad juga kurang baik karena Ahmad
tidak bisa berbicara dengan fasih. Tetapi, Ahmad mempunyai bakat terpendam yang
sangat mengagumkan, yaitu dia bisa melukis dengan hasil yang indah. Suatu hari,
Ahmad mengikuti lomba melukis dengan Aji dan Edo ditingkat kota, dan apabila mereka
mendapat 10 nilai terbaik, mereka bisa memasuki lomba melukis di tingkat
provinsi. Lomba tersebut terletak Jl. Pattimura no. 37. Ahmad sangat beruntung karena
ia mendapat peringkat 10.
“Selamat lee...,
kamu bisa memasuki lomba melukis di tingkat provinsi,” Kata orang tuanya Ahmad dengan
perasaan bangga dengan anaknya.
Walaupun
begitu, hati Ahmad sedih. Ahmad sedih karena tidak mendapat juara dan tidak
bisa mengalahkan Edo dan Aji. Ahmad pun menjadi putus asa karena mandapat
peringkat 10. Tetapi Ahmad mendapat inspirasi dari orang tuanya tentang tidak
pernah putus asa, akhirnya Ahmad menjadi tidak putus asa. Inspirasi yang
diberikan orang tuanya berjudul “Kelinci dan Kura-Kura”. Inspirasi tersebut
bercerita tentang kelinci yang sombong terhadap kecepatannya dan akhirnya kelinci
kalah lomba lari dengan kura-kura karena kesombongannya dan kelinci kalah
karena kura-kura tidak pernah putus asa walaupun kura-kura telah tertinggal
jauh oleh kelinci. Setelah mendapat inspirasi dari orang tuanya, ia menjadi
sangat bahagia karena bisa melanjutkan lombanya ke tingkat yang lebih tinggi dan
saingannya bertambah banyak.
“Alhamdulillah,
Engkau telah memberiku peringkat 10,” Kata hati Ahmad yang gembira.
Setelah Ahmad
mendapat inspirasi, ia lansung menggunakan waktu luang tersebut untuk menambah
ilmunya tentang melukis. Ahmad juga menjuarai lomba melukis di tingkat provinsi
dan mendapat juara harapan II. Aji mendapat juara harapan III dan Edo mendapat
peringkat 15, Akhirnya Edo tidak bisa melanjutkan lomba melukis ke tingkat yang
lebih tinggi. Ahmad juga menjuarai lomba melukis ditingkat nasional dan
internasional. Ia mendaat juara II ditingkat nasional dan juara III di tingkat
internasional. Sedangkan Aji telah terdiskualivikasi pada tingkat Nasional karena
ia mendapat peringgkat 11.
“Hore anak kita
yang bernama Ahmad menang, anak kita akhirnya bisa memenangkan perlombaan
melukis di tingkat internasional,” sorak kedua orang tua Ahmad yang sangat
gembira.
Setelah itu,
banyak yang terinspirasi dari Ahmad karena ia mempunyai kecacatan tetapi bisa
menjuarai melukis di tingkat nasional. Ahmad dibanggakan karena ia telah membuat
sekolahnya menjadi terkenal.
“Hebat kamu
lee..., semoga kamu bisa pergi ke sekolah yang kamu inginkan dan bisa meraih
cita-citamu,” kata kepala sekolah MTsN II Kediri.
Pada masa
itulah orang-orang yang suka menjahili
Ahmad menjadi teman Ahmad, salah satunya adalah Edo. Tetapi, Aji tidak ingin
menjadi temannya. “ Selamat, kamu telah memenangkan perlombaan melukis tingkat
internasional,” ucap Edo yang gembira karena Ahmad menjuarai lomba melukis di
tingkat internasional walaupun tidak menjadi juara I. Aji tidak ingin menjadi
teman Ahmad karena Aji iri kepada Ahmad karena ia memiliki teman lebih banyak
daripada Aji, bisa mengalahkannya pada lomba melukis, dan Ahmad
dibangga-banggakan oleh kepala sekolah MTsN II Kediri.
Setelah
memiliki banyak teman, prestasi Ahmad menjadi meningkat drastis sehingga mampu
mengalahkan Agus. Aji menjadi dikucilkan karena Aji masih suka menjahili
teman-temannya. Akhirnya Aji ingin menjadi teman Ahmad supaya memiliki banyak
teman lagi.
“Tetapi, ada
syaratnya! Kamu harus berjanji supaya tidak jahil lagi !” perintah dari Ahmad
melalui temanya.
Akhirnya Aji mau
menerima perjanjian yang diberikan oleh Ahmad. Setelah itu Aji langsung menjadi
dermawan, baik, dan pintar. Perubahan Aji terjadi karena janji yang diberikan
oleh Ahmad. Dan Edo, menjadi mengerti perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk sehingga Edo meniru perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk.
Aji dan Edo telah berjanji tidak akan jahil kepada temannya lagi. Akhirnya Aji
menjadi sahabat Ahmad karena Ahmad sudah merubah hidup Aji dari keburukan
menjadi kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar