Kamis, Oktober 22, 2015

Antologi Cerpen : Bakat yang Terpendam



Bakat Yang Terpendam
Oleh : Ghifari

Suatu hari, ada seseorang yang bernama Ahmad. Ahmad tinggal di Jl. Kapten Tendean no. 107 Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Ahmad mempunyai cita-cita, menjadi pelukis terbaik se-Indonesia. Ahmad berencana pergi liburan ke Malang bersama orang tuanya. Malang terletak di Jawa Timur. Sesampainya di sana, Ahmad mengalami kecelakaan sehingga Ahmad mengalami kecacatan. Kecacatanya berupa bisu (tidak bisa berbicara). Orang tuanya mengalami luka ringan sehingga orang tuanya harus dirawat di rumah sakit selama 13 hari. Pada saat di rumah sakit terdengar suara tit.... tit... tit... . Suara itu berasal dari kamar Ahmad, dan itu menandakan bahwa pergerakan jantung Ahmad sangat lemah. Setelah orang tuanya Ahmad sembuh, mereka sangat prihatin ketika melihat kondisi Ahmad.
“Bagaimana ini! kita harus mendoakan Ahmad supaya bisa menjalani hidup dengan normal seperti orang-orang yang lain,” doa dari kedua orang tua Ahmad kepada Ahmad.
 Setelah kedua orang tuanya berdoa, tiba-tiba keadaan jantung Ahmad langsung membaik, tetapi keadaannya belum sembuh total jadi harus dirawat 10 hari lagi.
”Alhamdulillah, Allah telah memberikan kesehatan kepada anak kami,” ucap kedua orang tua Ahmad di dalam hati setelah Ahmad sembuh.
Setelah Ahmad sembuh, Ahmad langsung pindah sekolah dari SLB yang di terletak di dekat kantor walikota Kediri ke MTsN II Kediri. MTsN II Kediri terletak di Jl. Sunan Ampel no. 12 Kota Kediri, lebih tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Setelah 2 minggu Ahmad hanya mendapat 5 orang teman kelas 7 dari 150 orang kelas 7 yang salah satunya adalah Agus, 3 orang teman kelas 8 dari 140 orang kelas 8, dan 1 orang teman kelas 9 dari 145 orang kelas 9.
“Apakah kamu murid pindahan baru yang dimaksud oleh bu guru?” tanya Agus.
“ Iya, aku murid pindahan dari SLB yang terletak di dekat kantor walikota Kediri,” jawab Ahmad dengan tulisan.
Ahmad sangat ingin menjadi seperti Agus karena Agus sangat pintar, bijaksana, tidak pilih-pilih teman, dan sederhana. Ada seseorang yang sudah diajak berteman oleh Ahmad tetapi seseorang tersebut tidak menerima pertemanannya, seseorang tersebut bernama Aji dan Edo. Aji dan Edo senang menjahili Ahmad karena Ahmad orangnya pemarah dan tidak bisa bicara.
“Ayo kita jahili anak yang tidak bisa berbicara itu!” bisik Aji kepada Edo.
“Iya, ayo kita jahili anak yang tidak bisa bicara itu” jawab Edo dengan semangat.
Aji dan Edo juga senang menjahili teman-temannya sehingga, nilainya menjadi jelek. Aji orangnya juga sombong karena hartanya yang sangat berlimpah yang bisa disebut kaya. Edo sebenarnya baik, tetapi Edo ikut-ikutan menjahili teman-temannya karena Aji adalah temannya dari kecil sampai sekarang. Tetapi Ahmad sangat beruntung karena Ahmad sekelas dengan Agus. Setiap Aji dan Edo menjahili Ahmad tindakan itu selalu gagal karena Aji dan Edo dilerai oleh Agus. Agus sangat sedih apabila melihat orang yang dijahili, apalagi orang itu tidak bisa berbicara.
Agus berkata kepada Aji dan Edo ”Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, kenapa sih kalian terus bertengkar setiap hari!”.
Akhirnya kepala sekolah datang dan berkata, ”Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, kalau tidak kamu akan saya keluarkan dari sekolah ini secara paksa.” Gara-gara kejadian itu, Agus langsung dijadikan ketua kelas.
Ahmad menjalani pelajaran dengan baik kecuali pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Nilai Bahasa Inggris Ahmad kurang baik karena Ahmad tidak bisa berbicara, jadi nilai speaking Ahmad sangat jelek. Nilai Bahasa Arab Ahmad juga kurang baik karena Ahmad tidak bisa berbicara dengan fasih. Tetapi, Ahmad mempunyai bakat terpendam yang sangat mengagumkan, yaitu dia bisa melukis dengan hasil yang indah. Suatu hari, Ahmad mengikuti lomba melukis dengan Aji dan Edo ditingkat kota, dan apabila mereka mendapat 10 nilai terbaik, mereka bisa memasuki lomba melukis di tingkat provinsi. Lomba tersebut terletak Jl. Pattimura no. 37. Ahmad sangat beruntung karena ia mendapat peringkat 10.
“Selamat lee..., kamu bisa memasuki lomba melukis di tingkat provinsi,” Kata orang tuanya Ahmad dengan perasaan bangga dengan anaknya.
Walaupun begitu, hati Ahmad sedih. Ahmad sedih karena tidak mendapat juara dan tidak bisa mengalahkan Edo dan Aji. Ahmad pun menjadi putus asa karena mandapat peringkat 10. Tetapi Ahmad mendapat inspirasi dari orang tuanya tentang tidak pernah putus asa, akhirnya Ahmad menjadi tidak putus asa. Inspirasi yang diberikan orang tuanya berjudul “Kelinci dan Kura-Kura”. Inspirasi tersebut bercerita tentang kelinci yang sombong terhadap kecepatannya dan akhirnya kelinci kalah lomba lari dengan kura-kura karena kesombongannya dan kelinci kalah karena kura-kura tidak pernah putus asa walaupun kura-kura telah tertinggal jauh oleh kelinci. Setelah mendapat inspirasi dari orang tuanya, ia menjadi sangat bahagia karena bisa melanjutkan lombanya ke tingkat yang lebih tinggi dan saingannya bertambah banyak.
“Alhamdulillah, Engkau telah memberiku peringkat 10,” Kata hati Ahmad yang gembira.
Setelah Ahmad mendapat inspirasi, ia lansung menggunakan waktu luang tersebut untuk menambah ilmunya tentang melukis. Ahmad juga menjuarai lomba melukis di tingkat provinsi dan mendapat juara harapan II. Aji mendapat juara harapan III dan Edo mendapat peringkat 15, Akhirnya Edo tidak bisa melanjutkan lomba melukis ke tingkat yang lebih tinggi. Ahmad juga menjuarai lomba melukis ditingkat nasional dan internasional. Ia mendaat juara II ditingkat nasional dan juara III di tingkat internasional. Sedangkan Aji telah terdiskualivikasi pada tingkat Nasional karena ia mendapat peringgkat 11.
“Hore anak kita yang bernama Ahmad menang, anak kita akhirnya bisa memenangkan perlombaan melukis di tingkat internasional,” sorak kedua orang tua Ahmad yang sangat gembira.
Setelah itu, banyak yang terinspirasi dari Ahmad karena ia mempunyai kecacatan tetapi bisa menjuarai melukis di tingkat nasional. Ahmad dibanggakan karena ia telah membuat sekolahnya menjadi terkenal.
“Hebat kamu lee..., semoga kamu bisa pergi ke sekolah yang kamu inginkan dan bisa meraih cita-citamu,” kata kepala sekolah MTsN II Kediri.
Pada masa itulah orang-orang  yang suka menjahili Ahmad menjadi teman Ahmad, salah satunya adalah Edo. Tetapi, Aji tidak ingin menjadi temannya. “ Selamat, kamu telah memenangkan perlombaan melukis tingkat internasional,” ucap Edo yang gembira karena Ahmad menjuarai lomba melukis di tingkat internasional walaupun tidak menjadi juara I. Aji tidak ingin menjadi teman Ahmad karena Aji iri kepada Ahmad karena ia memiliki teman lebih banyak daripada Aji, bisa mengalahkannya pada lomba melukis, dan Ahmad dibangga-banggakan oleh kepala sekolah MTsN II Kediri.
Setelah memiliki banyak teman, prestasi Ahmad menjadi meningkat drastis sehingga mampu mengalahkan Agus. Aji menjadi dikucilkan karena Aji masih suka menjahili teman-temannya. Akhirnya Aji ingin menjadi teman Ahmad supaya memiliki banyak teman lagi.
“Tetapi, ada syaratnya! Kamu harus berjanji supaya tidak jahil lagi !” perintah dari Ahmad melalui temanya.
Akhirnya Aji mau menerima perjanjian yang diberikan oleh Ahmad. Setelah itu Aji langsung menjadi dermawan, baik, dan pintar. Perubahan Aji terjadi karena janji yang diberikan oleh Ahmad. Dan Edo, menjadi mengerti perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sehingga Edo meniru perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk. Aji dan Edo telah berjanji tidak akan jahil kepada temannya lagi. Akhirnya Aji menjadi sahabat Ahmad karena Ahmad sudah merubah hidup Aji dari keburukan menjadi kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar