PERSAHABATAN di UJUNG TES
Oleh: Isa Firdaus
Suatu hal yang ditunggu–tunggu oleh Sindy adalah
tes di sekolah yang diidam-idamkan pada besok pagi. Tetapi ada yang mengganjal
di hatinya teman-temannya sombong semua. Soal itu pun sampai-sampai membuat Sindy
tak bisa tidur. Dia pun berjalan-jalan keluar kamar untuk mencari kesibukan dan
untuk menghilangkan perasaan yang tak enak yang dipikirkannya. Terlihat Sindy
dari kamar ibunya, ibunya pun terkejut karena anaknya sedang sibuk sendiri di
luar kamar dan padahal Sindy akan melaksanakan tes besok pagi justru belum
tidur, padahal kata kata Sindy, dia sudah merasa capek dan sangat mengantuk.
”Kenapa Nak, sampai pukul 10 malam kok belum tidur, katamu tadi sudah capek?Ada
apa, Nak?” kata ibu yang baru keluar dari kamarnya. Sindy pun terkejut dan
langsung terrsenyum kepada ibunya.
”Tidak apa-apa, Bu,” kata Sindy.
“lya, tapi katamu tadi udah mengantuk?” kata ibu.
Sindy pun terdim sejenak,
“Aku hanya ingin mencari kesibukan aja, Bu,” kata Sindy sambil membuka bukunya.
“Ya udah, nanti kalau udah selesai cepat tidur ya, karna kan kamu
besok akan melaksanakan tes,” ujar ibunya.
Sambil menatap ibunya dan tersenyum dia berkata, ”Ya...Bu, siiip
deeecchhh,” Ibu pun membalas senyuman Sindy sambil berjalan menuju kamarnya.
_ _ _ _ _ & _ _ _ _ _
Sebelum
berangkat Sindy juga belajar sambil menunggu ibunya yang masih bersiap-siap
untuk mengantar Sindy
”Sarapan dulu, Nak!!” suruh ibu
“Iyaaa Bu, bentar lagi masih
seru...,” sahut Sindy yang seru membaca bukunya kakaknya.
“Ya udah, yang penting nanti sebelum berangkat udah sarapan, ya?”
sahut ibunya lagi.
“Ya, Bu” jawab Sindy yang tidak ingin mengkhawatirkan ibunya.
Sindy berangkat dengan wajah yang ceria, sangat PD, dan tidak
menghiraukan soal yang dipikirkan tadi malam. Seusai memasuki gerbang sekolah
itu Sindy pun bergegas untuk memasuki ruangannya untuk melakukan tes. Sebelum
tes dimulai, Sindy sempat berbincang-bincang dengan teman seruangannya. Sampai-sampai
dia mendapat teman yang banyak, ada yang bernama Linda, Manda, Windy, Icha, Irmas,
Elok, Sasti, dan masih banyak lagi. Walaupun dia sendiri yang dari desa, dia
tidak merasa minder, dia selalu percaya diri, dan justru dia disukai banyak
orang, karena dia orangnya asyik banget.
Pada saat itu Sindy mendapat teman perempuan semua, karena dia itu
orangnya tidak suka berteman sama laki-laki dan juga disebabkan di daerah
rumahnya banyak anak laki-laki yang seumur dengannya yang anaknya usil-usil.
Walaupun dia udah akarab sama teman yang sebanyak itu, tetapi masih ada yang
kurang, teman yang akan duduk di sampingnya belum datang. Dia ingin tahu siapa
yang akan duduk di sampingnya. Dia sampai-sampai geregatan karena teman yang
ditunggu-tunggu belum nongol juga.
- - - - - # - - - - -
Sebentar
lagi tes dimulai, teman yang akan duduk bersamanya belum sampai di ruangan itu.
Sindy mengira dia akan duduk sendiri, dia pun tak peduli lagi dan dia melanjutkan
belajarnya, tetapi dia tak ingin kalau dia akan duduk sendiri. Bukannya dia
anak penakut tetapi dalam hatinya”Enggak seru niih .... kalau nggak ada teman
sebangku,” ujarnya sambil membaca buku. Beberapa menit pun sudah berlalu, tes
akan dimulai sebentar lagi sesudah bel sekolah itu berbunyi, itu tandanya peserta
sudah siap untuk mengikuti tes pada hari ini.
Tidak lama setelah
bel berbunyi, teman yang duduk di sampingnya datang pada saat tes akan dimulai.
Sapanjang waktu mengerjakan Sindy dan sebangkunya tidak berbicara apapun.
Tetapi waktu mengerjakan sudah habis dan akan pulang, temannya itu bertanya,
“Siapa namamu?” katanya sambil tersenyum manis, “0ooh....namaku Sindy Erna
Yusinta,“ jawab Sindy sambil menoleh ke teman yang ada di sampingnya. Mereka berbincang dengan seru
sampai-sampai waktu yang terbatas itu membuat mereka akrab. Dan mereka saling
meminta nomor Hpnya, agar kalau tidak ketemu tetapi tetap menjalin
persahabatan.
Seusai
dia keluar dari ruangan, dia menuju ke parkiran dengan maksud mencari ibunya
yang akan menjemputnya. Tetapi tiba-tiba Si Ivo menghampirinya dengan niat yang
baik, untuk mengantar Sindy balik ke rumah
”Hai... lagi nunggu jemputan?” tanya Ivo yang bermaksud agr Sinndy
terkejut.
“Hai ,hiiiihh Ivo buat kaget aja,” jawab Sindy yang hatinya deg-degan.
“Ma’af, oo... ya tadi aku
tanya kok nggak kamu jawab siiiihh?” ujar Ivo
“Oh ya, ini jawabannya ya
aku lagi nunggu jemputan,” jawab Sindy yang agak kesal
“Bareng aku aja, lagian
aku juga kasihan sama kamu” tawar Ivo
“Nggak usah makasih, aku udah ngabarin ibuku, insyaallah bentar lagi
dijemput,” tolaknya yang tak ingin
merepotkan teman barunya itu
“Beneran niih?” tawar Ivo sekali lagi
“Iiiiiiya, makasih ya
atas tawarannya,” tolak Sindy sekali lagi
“Ya udah, kalau itu
maumu,” jawab Ivo yang putus asa memaksa Sindy
“Hmm...tapi jangan
marah, ya?” harap Sindy
“Nggak juga, tapi kamu
juga nggak usah GR looo,” gurau Ivo
“Iiiiiih, emang aku GR
masalah apa?” tegur Sindy kepada Ivo
“Masalah itu looh, jangan GR kalau aku nawarin kamu,” gurau Ivo
lagi sambil tertawa
terbahak-bahak
“Ohh, itu maksudmu?”
tanya Sindy untuk menegaskan pertanyaannya
“Okey,”
jawab Ivo dengan sangat alay
“Oooooh,
gitu,” jawab Sindy dengan halus
“Itu mamaku udah jemput, aku duluan, ya?” tanya Ivo sambil menunjuk
ke arah mamanya
“Ya,”
jawab Sindy
Sesudah Sindy bertemu ibunya yang akan menjemputnya, dia langsung
naik ke kendaraan yang dibawa oleh ibunya. Dalam perjalanan pulang, Sindy
sempat berkataa dalam hati”Ternyata teman-teman tidak seperti yang aku kira,“
dalam hatinya. Dan bercerita tentang teman sebangkunya tadi, tetapi saat Sindy
akan cerita, eeeehh....justru ibunya bertanya duluan,
“Bagaimana tesnya tadi, Naaaak...???” tanya ibunya dengan hati
khawatir.
“Alhamdulillah..... laancar, Buu,” jawabnya dengan wajah yang ceria
untuk menenangkan hati ibunya.
“0h...ya, dapat pengalaman apa sewaktu tes?” tanya ibu
“Banyak Bu, temanku semakin banyak lalu teman sebangkuku itu
orangnya sangat asyik, namanya Ivo dia sangat tomboi,” jawabnya sambil
menggerak-gerakkan tangannya.
Hampi 1 bulan Ivo tidak pernah SMS
Sindy, kecuali saat pengumuman tes dulu, Sindy khawatir nanti temannya itu udah
lupa sama dia”Biasanya kan dia yang SMS duluan, tapi minggu-minggu
ini dia kok nggak SMS, ya. Coba kuSMS dia balas nggak ya,” ujarnya.
“Ternyata dia tidak lupa denganku,” ungkapnya setelah SMSnya dibalas
oleh Ivo. Semakin lama semakin akrab dan Sindy dekat dan mengenal lebih dekat
dengan keluarganya Ivo, dan tahu alamat rumah teman yang hanya bertemu berapa
jam saja itu. Setelah SMS sama Ivo, Sindy selalu bercerita dan bertanya kepada
orang tunya,
“Yah, kota ini di mana?” tanya Sindy sambil menunjukkan alamat Ivo
yang ada di tangannya kepada ayahnya.
“Ini alamatnya siapa, kok persis sama alamatnya pamanmu?” tanya
ayah sambil menunjuk tulisan alamat itu.
“Maksud
Ayah, Ivo saudara sepupuku, Yah?” Sindy tanya balik.
“Coba kamu tanya-tanya kepada Ivo tentang keluarganya!” suruh ayah
kepada Sindy dan untuk memastikan permasalahan itu.
Akhirnya
pun Sindy bertanya-tanya seperti orang kesasar dan Ivo membalas.
“Ternyata betul Ivo itu anak dari saudara ayah,” ujar ayah untuk
membenarkan dan memastikan permasalahan tadi
Sindy sangat terkejut karena dulu sahabatnya
sendiri tetapi sekarang adalah sepupunya sendiri. Sindy sangat senang dan ingin
segera mengabari Ivo kabar yang sangat mengejutkan tetapi juga membuat senang ini. Keluarga Ivo juga terkejut seperti keluarganya Sindy
atas berita ini. Sampai-sampai Sindy terharu dan juga atas berita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar