Ternyata
Karena Fitnah
Oleh
: Farah wahyu aulia
Pada pagi hari
yang cerah, terlihat 2 saudara kembar yang tengah bersiap-siap menuju sekolah
barunya.
“Dek, ayo kita berangkat nanti telat loh,” ajak Akashi
dengan suara agak tinggi.
“Iya Kak ini aku sudah siap kok, ayo kita berangkat!” jawab Kuroko
dengan lembut. Sesampainya di sekolah mereka yang baru
“Wah akhirnya kita sampai juga di sekolah baru kita,” kata Kuroko.
Kuroko dan Akashi pun segera
menuju ke ruang kepala sekolah, tetapi di tengah jalan Akashi tertabrak anak
seumuran dengannya.
“Eh sorry ya!” pinta anak tersebut.
“Gak papa, kalo jalan hati-hati ya!” jawab Akashi.
“Hmm kamu mau gak nganterin aku sama kakakku ke ruang kepsek?” tanya
Kuroko pada anak tersebut. “Tentu bisa, yuk aku anter !” ajak anak
tersebut.
Di sepanjang jalan
ke ruang kepsek mereka saling berkenalan
“Hmm.. kita belum bekenalan loh, namaku Kuroko,” kata Kuroko
“Kalo ini kakakku namanya Akashi, kita kembar loh!” lanjut Kuroko
“Kalo namaku Yukio, semoga kita satu kelas ya,” kata Yukio
“Nah ini dia ruang kepseknya, aku tinggal dulu ya,” lanjut Yukio
“Iya, makasih ya Yukio,” kata Kuroko dan Akashi bersamaan
“Sama-sama,” jawab Yukio sambil berlari meninggalkan Kuroko dan
Akashi.
Setelah dari ruang kepala sekolah, mereka diantarkan oleh salah
satu guru ke kelas baru mereka.
Sesampainya di
kelas, Kuroko dan Akashi berkenalan dengan teman-teman satu kelasnya. Ternyata
mereka satu kelas dengan Yukio. Yukio juga memperkenalkan Akashi dan Kuroko
dengan sahabatnya, yaitu Alexa
“Hai Alexa, mereka ingin berkenalan denganmu loh,” kata Yukio, Kuroko
dan Akashi hanya tersenyum.
“Hai Alexa aku Akashi dan ini adekku Kuroko,” sapa Akashi, Kuroko
hanya bisa tersenyum. “Aku Alexa,” kata Alexa memperkenalkan dirinya.
Tiba waktu
istirahat....
“Hey, Kuroko.. Akhasi,” sapa Needy dan Yuri bersamaan sambil
melambaikan tangan mereka.
“Hey juga, kalian Needy dan Yuri kan?” tanya Kuroko dan Akashi.
“Iya, mereka Needy dan Yuri,” sahut Yukio dan Alexa tiba-tiba
“Yukio.. Alexa kalian selalu saja mengagetkan kami!” geram Needy
“Ya maaf hehe, yuk kita ke kantin nanti keburu habis loh!
Makanannya,kan aku udah laper banget soalnya hehe,” ajak Yukio sambil cengengesan
“Ah kamu hanya ngerti makanan saja,” sindir Alexa pada Yukio
“Terserah aku lah. Wleek,” kata Yukio dengan nada mengejek
“Ayo sekarang kita ke kantin saja, jangan malah ribut disini,” ajak
Yuri
“Oke sekarang siapa yang terakhir ke kantin dia yang teraktir!” kata
Akashi
“Oke siapa takut, ayo kita mulai,” sahut Needy
“hitungan ketiga harus segera lari oke! Satu.... dua... ti...ga..“
kata Kuroko dengan berlari saat berteriak angka tiga.
“huft.. huft.. aku sampai di
kantin jadi aku tidak akan teraktir kalian,” kata Kuroko
“Tapi kamu curang. Kuroko!”
kata Alexa dengan agak sedikit marah
“Ha..ha...ha.. oke aku minta maaf kan Just Kidding,” pinta Kuroko.
“Ya udah kita beli sendiri-sendiri aja ya,” sahut Akashi.
Hari demi hari pun
telah berlalu. Mereka ber-6 sekarang sudah menjadi sahabat yang tak akan pecah
hanya karena masalah yang sepele.
“Hmm.. Makasih ya! kalian telah
menjadi sahabatku,” kata Alexa
“Iya Alexa,” jawab sahabat-sahabatnya dengan serempak
“Apakah kalian akan berjanji akan menjaga pesahabat ini?” tanya
Kuroko
“Kami berjanji,”
“Ah sekarang bukan saatnya serius sekarang saatnya kita santai, kan
kita habis ujian,” sahut Akashi dengan santainya
“benar sekali kamu Akashi,” jawab sahabat – sahabatnya dengan
serempak.
“Ah kalian kenapa sih selalu saja serempak kalo menjawab
perkataaanku?” tanya Akashi
“Kita gitu loh! Kan sehati. Ha ha ha ha,” jawab para sahabatnya
“Terserah kalian saja lah” kata Akashi dengan nada seperti anak
kecil yang sedang ngambek.
Hingga suatu hari
tedapat seorang murid yang iri pada
Akashi karena Akashi telah mendapat banyak teman sedangkan dia tidak
memiliki teman satu pun karena sifatnya yang buruk, nama dia adalah Haizaki.
“Hmm.. aku harus merusak persahabat Akashi,” pikir Haizaki sambil
melihat Akashi bersama sahabatnya yang sedang mengobrol.
“Tapi bagaimana bisa aku menghancurkan persahabatan mereka,
sedangkan mereka seperti tidak bisa dipisahkan,” pikir Haizaki lama.
Akhirnya dia menemukan cara untuk menghancurkan persahabatan Akashi
“Aha! Dengan cara menfitnah salah satu dari mereka, pasti
persahabatan mereka akan hancur” kata Haizaki pelan sambil tersenyum sinis.
Di tempat Akashi,
dia sedang mengobrol dengan sahabatnya.
“Eh aku kebelakang dulunya,” izin Alexa
“Oke jangan lama lama nanti kanget kita loh!” sahut Yuri dengan nada
bercandaan.
“Ah mana mungkin aku kangen kalian, Daa daa....,” teriak Alexa
sambil berlari.
Haizaki yang menyadari Alexa berlari ke arah kamar mandi, dia pun
langsung menghampiri Alexa. Setelah beberapa menit Alexa keluar dari kamar
mandi.
“Hey Alexa,” panggil Akashi.
“Iya kenapa Haizaki?” tanya Alexa.
“Aku mau memberi tahumu, ternyata teman - temanmu sedang membicarakanmu saat kamu ke kamar
mandi, aku hanya mendengar apa yang dikatakan oleh Akashi,” kata Haizaku.
“Memangnya Akashi berbicara apa tentangku?” tanya Alexa.
“Dia mengatakan bahwa kamu itu perempuan yang bisanya hanya caper
sama orang lain,” jelas Haizaki.
“Pasti Haizaki berbohong, dia kan ingin tidak punya teman, pasti
dia ingin menghancurkan persahabatku,” pikir Alexa dalam hati.
“Kamu tidak berbohong kan?” tanya Alexa.
“Aku tidak mungkin membohongi seseorang,” kata Haizaki dengan PD.
“Apa jangan – jangan yang dikatakan Haizaki benar? Ah... pusing aku
jadinya,”
“Oke aku percaya padamu, tapi jika kamu berbohong kamu akan
mendapat karma dari perbuatanmu sendiri,” kata Alexa percaya pada Haizaki.
“Iya – iya, aku ngerti kok,” jawab Haizaki.
Alexa pun segera menghampiri temannya dengan wajah marahnya.
“Hei.. Akashi kalo
loe benci gue, loe langsung ngomong aja kegue
jangan ngomongin yang egak – egak tentang gue, apalagi dibelakang
gue,” bentak Alexa
Sekarang kemarahan Alexa sudah pada puncaknya, dia sudah tidak
terkendali. Alexa juga menggunakan bahasa loe – gue.
“Aku tidak membencimu sama sekali Alexa,” kata Akashi.
“Alasan aja loe, yang penting sekarang loe gue and,”
marah Alexa sambil berjalan meninggalkan sahabatnya.
“Alexa jangan kamu melakukan itu!” teriak sahabatnya agar Alexa
tidak memutuskan persahabatan ini, namun Alexa tidak menjawabnya. Sekarang
semua sedang merenung memikirkan kejadian yang tadi.
“Hmm...” dehem Kuroko memecahkan keheningan.
“Ada apa Kuroko?” tanya Yukio
“Aku ke kamar mandi dulu, udah kebelet nih soalnya,” izin Kuroko.
“Iya, hati – hati ya,”
Setelah dari kamar
mandi...
“Ahh.. akhirnya lega juga,“ kata Kuroko setelah keluar dari kamar
mandi.
Kuroko pun berjalan menghampiri sahabat – sahabatnya, tetapi saat
ditengah jalan Kuroko melihat Haizaki yang tengah mengintip sahabat –
sahabatnya, Kuroko pun langsung berjalan menuju Haizaki dengan lankah pelan.
Kuroko semakin dekat jaraknya dengan Haizaki sehingga dia dapat mendengar apa
yang dikatakan Haizaki.
“Akhirnya persahabatan Akashi dengan Alexa sudah hancur , sekarang aku tinggal membuat Akashi
dibenci yang sahabatnya lain, ha ha ha,” kata Haizaki gembira.
Kuroko yang mendengar itu kaget. Dia segera berlari untuk memberitahu
sahabatnya tentang apa yang dikatakan Haizaki.
“Huft huft huft, eh.. tadi.. aku,” kata Kuroko sambil
terengah-engah, belum selesai dia berbicara, perkataannya dipotong oleh Needy.
“Kalo mau bicara atur dulu tuh nafasmu,” kata Needy memutus
perkataan Kuroko.
“Huufftt.... Tadi aku melihat Haizaki tengah mengintip kalian, dia
yang telah merusak persahabatan kita. Dia yang menfitnah Akhasi, sehingga Akashi
dan Alexa jadi bertengkar,” jelas Kuroko.
“Ahh.. dia selalu saja bikin masalah denganku,” geram Akashi.
Seketika wajahnya memerah karena marah.
“Sabar dulu Akashi, mending kita ngomong baik – baik dengan Haizaki
tentang ini,” hibur Yukio.
“Benar apa yang dikatakan Yukio,” sahut Yuri.
“Oke,,, kali ini aku akan nurut sama kalian,”
Akashi pun menurut dengan sahabat – sahabatnya. Mereka
berlima segera menemui Haizaki.
“Huuh,, mana sih Haizaki? Udah capek tau cari dia,” keluh Needy
“Nah,, itu dia Haizaki,” kata Yuri sambil menunjuk Haizaki.
Sedari tadi Akashi
hanya diam, sebenarnya dia ingin sekali marah dengan Haizaki, namun karena
sahabatnya melarangnya, dia tahan amarah dia. Dia tidak ingin membuat
sahabatnya kecewa hanya karena amarahnya.
“Hey Haizaki, mau loe apa sih? Kenapa loe ngefitnah gue?”
tanya Akashi dengan nada tinggi.
“Ngapain juga gue menfitnah loe, kayak kaga’ ada kerjaan aja,” bohong Haizaki.
”Jangan berharap loe bisa bohongi kita,” bentak Needy.
“Hey,, gue kaga’ bohong kali,” kata Haizaki.
”Kalo loe kaga’ mau ngaku, kita udah ada buktinya,”
tegas Yukio
“Mana buktinya?” kata Haizaki
“Tadi gue abis dari kamar mandi, trus gue liat loe
lagi ngintip sahabat – sahabat gue, terus gue jalan ke arah loe,
nyampe sana gue denger semua yang loe katakan,” jelas Kuroko
dengan nada sedikit marah.
“oke,, oke,, gue ngaku
salah. Gue ngelakuin itu karena gue iri sama Akashi, dia punya
banyak teman sedangkan gue satu teman pun kaga’ ada,” kata
Haizaki sambil menundukkan kepalanya.
Dia menyesal atas apa yang dia lakuin, ini akan bisa menambah dia
dibenci banyak orang.
“Lah gitu dong ngaku,” kata
Akashi
“Aku minta maaf ya,” pinta Haizaki
”Kita udah maafin kamu kok tenang, sekarang kamu minta maaf ke
Alexa ya!” suruh Yuri
“Siap,, kalian mau kan anterin aku ke Alexa”
“Ya mau lah, ayo kita ke Alexa!” ajak Akashi
Saat ini Alexa
tengah duduk di kursi taman belakang sekolah, dia sedang pusing dengan kejadian
tadi, saat dia marah pada Akhasi. Dia bingung, apa benar Akhasi membencinya.
Tiba – tiba ada 6 orang yang menghampiri Alexa yang sedag termenung.
“Alexa,” panggil Akashi dan sahabatnya.
“Ngapain kalian kesini?” tanya Alexa dengan nada yang sangat tingi.
“Sabar dulu, kita disini mau kamu denger penjelasan dari Haizaki,”
tenang Yuri.
“Penjelasan apa lagi sih?” Alexa pun mulai jengkel.
“Sebelumnya aku minta maaf ya,” pinta Haizaki
“Ngapain kamu minta maaf Haizaki?”
Haizaki pun menjelaskan kepada Alexa, bahwa dia yang menfitnah
Akashi.
“Oh gitu ceritanya, kalo gitu aku minta maaf ya sama kalian semua,”
pinta Alexa.
“iya gpp kok Alexa,”
“Aku minta maaf ya Alexa, karena aku kalian semua bertengkar,”
pinta Haizaki.
“Iya gak papa kok, sekarang kita sahabatan lagi yeey,” kata Akashi
dan sahabatnya bersamaan.
“Aku juga mau dong jadi sahabat kalian,” pinta Haizaki.
“oke gak papa,” kata Akashi dan sahabatnya serempak.
Sekarang mereka bertujuh menjadi sahabat yang tidak akan berpisah
hanya karena masalah yang kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar